KEBUMEN, suaramerdeka.com – Hingga akhir bulan Oktober, musim kemarau di Kebumen belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Hujan yang ditunggu-tunggu masyarakat masih juga belum turun. Bahkan warga di sejumlah tempat sampai menggelar salat istisqo’ untuk meminta hujan.
Melihat kondisi warga yang semakin banyak terdampak kekeringan, semakin banyak pula pihak-pihak yang menunjukkan kepeduliannya. Selain Pemkab Kebumen melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), instansi swasta, komunitas, perorangan hingga perusahaan ambil bagian untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak kekeringan.
Salah satunya dilaksanakan oleh RSU Purwogondo Kuwarasan yang mengirim bantuan air bersih untuk sejumlah desa di Kecamatan Ayah. Pengiriman dilaksanakan selama dua minggu secara terjadwal. Seperti Jumat (11/10) pengiriman air bersih yang bekerjasama dengan BPBD Kebumen itu disalurkan bagi warga Desa Jintung, Kecamatan Ayah.
Pemilik RSU Purwogondo Hj Ristawati Purwaningsih SST MM turun langsung mengirimkan bantuan ke lokasi pengiriman air. Sebelumnya bantuan air dikirim ke Desa Kalibangkang dan Desa Srati, Kecamatan Ayah.
“Setiap desa sementara kami kirimkan satu tengki, tetapi kami lihat kebutuhan juga. Artinya kami bisa menambahkan sesuai dengan kebutuhan,” ujar Ristawati Purwaningsih didampingi Kabid Humas Fuad Faozi SKep Ns di sela-sela pengiriman air bersih.
Desa Kekeringan
Kegiatan itu, imbuh dia, merupakan wujud kepedulian RSU Purwogondo kepada masyarakat wilayah cakupan rumah sakit. Selanjutnya, bantuan air bersih akan diteruskan ke desa lain yang terdampak kekeringan.
Dari data BPBD Kebumen, saat ini desa yang mengalami kekeringan dan mengajukan droping air mencapai 70 desa yang tersebar di 14 kecamatan. Jumlah itu lebih banyak jika dibandingkan tahun 2018 yakni sebanyak 64 desa.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kebumen Salam SH menyampaikan bahwa Pemkab Kebumen melalui BPBD tahun ini menganggarkan Rp 360 juta atau setara dengan 1.450 tangki air bersih untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih. Adapun anggaran yang tersisa masih mencukupi untuk mengirimkan bantuan air sampai Nopember mendatang.
“Kami mengoperasikan enam mobil tangki ditambah satu cadangan. Dalam sehari, satu mobil bisa mengirimkan empat sampai enam titik tergantung dengan jarak dan tingkat kesulitan medan,” katanya.